Buku ini sangat direkomendasikan
untuk kalian yang merasa hampa,
mempunyai Luka batin yang sulit disembuhkan, gejala depresi bahkan
depresi. Juga untuk kalian yang mempunyai kerabat dengan gejala depresi.
Sejatinya depresi bukanlah suatu
kondisi yang mudah disebut sebagai penyakit aib, atau gila. Maka dari itu,
penting bagi kamu yang kerap meremehkan orang depresi membaca buku ini,
meskipun kamu tidak mengalami.
Ditulis oleh dr. Jiemy Adrian, Sp.
Kj, seorang dokter kejiwaan yang telah tersertifikasi sebagai pengajar
Mindfulness Based Stress Reduction (MBSR)
dan Mindfulness Based Cognitive Therapy (MBCT) dari Mindfull Academi Solterreno, Spanyol dan bangor University, Wales.
Dengan membaca buku ini, kita sama saja dengan terapi kejiwaan gratis,
dan juga belajar gratis tentang psikologi, khususnya mengenai depresi dan
gejalanya, juga cara penanganannya.
Beberapa insight yang aku
tangkap dari buku keren ini:
1.
Sebelum kita melakukan self diagnosed, kita harus mengetahui dulu apa
itu depresi dan bagaimana gejalanya. Di buku ini, semuanya dijelaskan dengan
detail oleh penulisnya. Dengan mengetahui definisi depresi dan gejalanya, kita
jadi tahu kondisi apa yang tengah dialami. Apakah itu depresi atau hanya
gejala, bahkan mungkin kita hanya sedang burn out.
2.
Jika kita ingin mengatasi depresi, ada baiknya kita mengetahui dahulu,
dari mana dan bagaimana deperesi itu bermula.
Sama seperti dalam memadamkan
kobaran api, kita harus tahu dulu dari mana sumbernya. Karena jika tidak
mengetahui penyebabnya, usaha apa pun untuk menghilangkan api, bahkan depresi
akan sia-sia.
Depresi bisa terjadi karena trauma masa lalu, kematian, genetik, stres,
dan konflik. Bahkan trauma masa kecil pun dapat menjadi penyebab depresi.
Karena depresi tidak datang begitu saja. Depresi datang dengan perlahan. Bisa berupa
kesedihan, kemarahan, tidak menerima realitas dan menyalahkan diri sendiri
hingga melakukan bunuh diri.
3.
Pentingnya memersepsi realitas, memahami sisi gelap diri dan menerimanya akan
sangat menentukan penyembuhan luka batin dan depresi.
Terkadang kita tidak sadar selama
ini telah menjalani hidup dengan realitas atau dengan hasutan pikiran. Maka dari itu, meneliti
pikiran sendiri, dan membandingkannya dengan realitas serta mengamati perilaku
diri itu penting dilakukan. Karena terkadang apa yang kita pikirkan belum tentu
sesuai kenyataan.
Selain dari tiga poin tadi, dr. Jiemy juga memberi tahu kita akan
pentingnya mindfulness untuk mengatasi depresi.
Apakah buku ini hanya cocok untuk orang
depresi?
Tentu saja tidak!
Seseorang yang tidak mengalami depresi pun
bisa membaca buku ini untuk melatih diri memahami orang -orang depresi atau
hanya mengalami gejalanya. Sehingga tidak ada istilah menghakimi orang depresi
dengan kata-kata gila, tidak kuat iman, atau bahkan orang lemah dan payah, yang
hanya akan memperburuk keadaan mereka. Dan pada akhirnya, kita sendiri yang
akan menyesal. Kita bisa menjadi seorang care giver untuk menyelamatkan
mereka dari kelamnya depresi dengan membantu memahami mereka dan membawa mereka
konsultasi ke psikolog atau psikiater
jika memang diperlukan.